
Bismillahirrahmanirrahim.
Syukur alhamdulillah penulis haturkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan inayahnya, sehingga penulis dapat
menyelessaikan tugas penyusunan makalah denga judul “ Tumbuh kembang pada usia
remaja “ .
Dengan selsesainya penulisan tyugas ini penulis juga
tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1.
Bapak Abdul Wahid, NS.M.Kep ,
selaku dosen pembimbing yang telah memberikan binaan dan arahan dalam
penyusunan makalah ini.
2.
Teman-teman yang telah ikut andil membantu mensukseskan
penyelesaian tugas makalah ini.
3.
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan, sebab
karena jasanya penulis dapat merampungkan tugas makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan
makalah ini masih banyak ditemui kekurangan, karena itu penulis berharap saran
dan kritikan konstruktif dari semua pembaca, mudah-mudahan makalah ini dapat
bermanfaat amin.
Penulis
M. Farid
![]() |
Halaman judul :
i
Kata Pengantar :
ii
Daftar isi :
iii
Tumbuh Kembang pada tahap usia remaja
A.
Pra Remaja :
1
B.
Remaja
1). Pengertian remaja :
2
2). Tahap perkembangan remaja :
2
3). Aspek-aspek perkembangan pada masa
remaja : 4
4).
Masalah kesehatan spesifik pada
pereode adolesens : 6
C. Proses Keperawatan pada Masa Remaja
1). Pengkajian :
8
2). Diagnosis
keperawatan :
10
3). Intervensi :
11
4). Evaluasi :
15
Daftar Pustaka :
16
A.PRA REMAJA
Pra Remaja terdiri dari 3 fase,yaitu :
1.
Masa anak-anak(1-2 tahun),
Pada masa ini anak-anak mengalami beberapa
perlambatan dalam pertumbuhan fisik,pertumbuhan otak juga akan mengalami
perlambatan. menginjak usia tiga
tahun,rata-rata berat badan naik menjadi 2-3 kg/tahun,tinggi badan naik 6-8
cm/tahun, dan lingkar kepala menjadi 50 cm.
2.
Masa prasekolah(3-6 tahun)
Pada masa prasekolah,berat badan mengalami kenaikan rata-rata 2
kg/tahun.tubuh anak terlihat kurus,akan tetapi aktivitas motorik tiggi dan
sistem tubuh sudah mencapai kematangan dalam hal berjalandan lain-lain.pada
masa ini anak mengalami proses perubahan pola makan’umumnya mengalami kesulitan
untuk makan.anak juga menunjukkan kemandirian pada proses eliminasi.
3. Masa sakolah(6-12 tahun)
Tumbuh kembang pada masa
sekolah mengalami proses percepatan pada usia 10-12 tahun.pada usia ini pertumbuhan jaringan limfatik akan semakin
besar,bahkan melebihi orang dewasa.perkembangan kognitif, psikososial, anterpersonal,
psikoseksual. moral,dan spiritual juga mulai menunjukkan kematangan.terjadi
pengembangan konsep diri, keterapilan mambaca, menulis, berhitung, serta
belajar bersosialisasi dengan baik di sekolah.
B.REMAJA
1. Pengertian
Remaja
Berikut
ini terdapat beberapa pengertian remaja meliputi :
1. Pada buku-buku pediatri, pada umumnya mendefinisikan remaja
adalah: bila seorang anak telah mencapai umur 10-18 tahun untuk anak perempuan
dan 12-20 tahun untuk anak laki-laki.
2. Menurut undang-undang No 4 tahun 1979 mengenai Kesejahteraan
Anak, remaja adalah individu yang belum mencapai 21 tahun dan belum menikah.
3. Menurut undang-undang Perburuhan, anak dianggap remaja apabila
telah mencapai umur 16-18 tahun atau sudah menikah dan mempunyai tempat untuk
tinggal.
4. Menurut UU Perkawinan No 1 tahun 1974, anak dianggap sudah
remaja apabila cukup matang untuk menikah, yaitu umur 16 tahun untuk anak
perempuan dan 19 tahun untuk anak laki-laki.
5. Menurut DikNas anak dianggap remaja bila anak sudah berumur 18
tahun, yang sesuai dengan saat lulus Sekolah Menengah.
6. Menurut WHO, remaja bila anak telah mencapai umur 10-18 tahun
(Soetjiningsih, 2007).
Menurut
WHO, remaja adalah suatu masa :
1. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan
tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.
2. Individu mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi
dari kanak-kanak menjadi dewasa.
3. Terjadi perubahan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh
kepada keadaan yang relatif lebih mandiri (Sarwono, 2002).
2. Tahap
Perkembangan Remaja
Menurut Soetjiningsih, 2007. Dalam tumbuh kembangnya menuju dewasa,
berdasarkan kematangan psikososial dan seksual, semua remaja akan melewati
tahapan berikut:
1. Masa remaja awal/dini (early adolescence),
Umur 11-13 tahun.
2. Masa remaja pertengahan (middle
adolescence), Umur 14-16 tahun.
3. Masa remaja lanjut (late adolescence), Umur
17-20 tahun.
Dalam
proses penyesuaian diri menuju kedewasaan, ada 3 tahap perkembangan remaja
sebagai berikut:
1).
Remaja awal (early adolescence)
Seorang remaja pada tahap ini akan
terheran-heran akan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan
dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-perubahan itu. Mereka mengembangkan
pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis dan mudah terangsang
secara erotis. Kepekaan yang berlebih-lebihan ini ditambah dengan berkurangnya
kendali terhadap “ego” menyebabkan para remaja awal ini sulit mengerti dan
dimengerti orang dewasa.
2).
Remaja madya (middle adolescence)
Pada tahap ini remaja sangat
membutuhkan kawan-kawan. Ia senang kalau banyak teman yang menyukainya. Ada
kecenderungan “narcistic”, yaitu mencintai diri sendiri, dengan menyukai
teman-teman yang punya sifat-sifat yang sama dengan dirinya. Selain itu ia
berada dalam kondisi kebingungan karena ia tidak tahu harus memilih yang mana:
peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimis, idealis
atau materialis dan sebagainya.
3).
Remaja akhir (late adolescence)
Tahap ini adalah masa konsolidasi
menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian 5 hal, yaitu:
- Minat
yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.
- Egonya
mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dalam
pengalaman-pengalaman baru.
- Terbentuknya
identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.
- Egosentrisme
(terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan
keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain.
- Tumbuh
“dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan masyarakat
umum (the public) (Sarwono Sarlito, 2002).
3.
Aspek-aspek perkembangan pada masa
remaja
A. Perubahan
Fisik dan Maturasi Seksual
Ciri-ciri yang Nampak dalam
perubahan fisik dan maturasi seksual dapat diuaraikan sebagai berikut :
a.
Antara usia 10 dan 15 tahun tubuh
anak-anak mulai berubah menjadi tubuh seorang dewasa bukan hanya perubahan
psikologis tetapi perubahan fisik, bahkan perubahan-perubahan fisik yang
terjadi itulah yang merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja, sedangkan
perubahan-perubahan psikologis muncul antara lain sebagai akhibat dari
perubahan-perubahan fisik itu.
b.
Diantara perubahan-perubahan fisik
itu yang terbesar pengaruhnya pada perkembangan jiwa remaja adalah pertumbuhan
tubuh (badan menjadi makin panjang dan tinggi), mulai berfungsinya alat-alat
reproduksi (ditandai dengan haid pada wanita dan mimpi basah pada laki-laki)
dan tanda-tanda seksual sekunder yang tumbuh.
c.
Tanda-tanda seksual sekunder pada
perempuan, misalnya: pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi tinggi,
anggota-anggota badan menjadi panjang, pertumbuhan payudara kadang disertai
rasa nyeri atau tidak sama besar tumbuhnya, tumbuh bulu halus dan lurus
berwarna gelap di kemaluan, mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimal
setiap tahunnya, bulu kemaluan menjadi keriting, menstruasi pada setiap bulan,
tumbuh bulu pada ketiak dan panggul mulai melebar). Sedangkan pada laki-laki
pertumbuhan tulang-tulang, testis (buah pelir) membesar, tumbuh bulu kemaluan
yang halus, lurus`dan berwarna gelap, terjadi perubahan suara, ejakulasi
(keluarnya air mani), bulu kemaluan menjadi keriting, pertumbuhan tinggi badan
mencapai tingkat maksimal setiap tahunnya, tumbuh rambut-rambut halus di wajah
(kumis, jenggot), tumbuh bulu ketiak dan bulu dada.
d.
Perubahan-perubahan fisik itu,
menyebabkan kecanggungan bagi remaja karena ia harus menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya itu. Pertumbuhan badan yang
mencolok misalnya atau pembesaran payudara yang cepat membuat remaja merasa tersisih
dari teman-temanya. Demikian dalam menghadapai haid dan ejakulasi yang pertama
anak-anak remaja itu mengadakan penyesuaian-penyusuaian tingkah laku yang tidak
selalu bisa dilakukan dengan mulus, terutama jika tidak ada dukungan dari orang
tua.
e.
Beberapa proses faal (fisiologis)
yang mempengaruhi pertumbuhan tubuh remaja, khususnya pertumbuhan seksual yaitu
hormon-hormon seksual, dari kelenjar bawah otak (pituitary) hormon-hormon yang
dikeluarkan meliputi (1) hormon pertumbuhan yang mempengaruhi pertumbuhan
badan, (2) hormon perangsang pada pria, yaitu hormon yang mempengaruhi testis,
(3) hormon pengendali pada wanita yang mempengaruhi indung telur (ovarium)
untuk memproduksi sel-sel telur (ovum) dan hormon estrogen dan progesteron,
serta (4) hormon air susu yang mempengaruhi kelenjar wanita (Sarwono, 2002).
B.
Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif adalah perubahan
kemampuan mental seperti belajar, memori, menalar, berpikir, dan bahasa.
Piaget mengemukakan bahwa pada masa
remaja terjadi kematangan kognitif, yaitu interaksi dari struktur otak yang
telah sempurna dan lingkungan sosial yang semakin luas untuk eksperimentasi
memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak. Piaget menyebut tahap perkembangan
kognitif ini sebagai tahap operasi formal.
Tahap formal operations adalah suatu tahap
dimana seseorang sudah mampu berpikir secara abstrak. Seorang remaja tidak lagi
terbatas pada hal-hal yang aktual, serta pengalaman yang benar-benar terjadi.
Dengan mencapai tahap operasi formal remaja dapat berpikir dengan fleksibel dan
kompleks. Seorang remaja mampu menemukan alternatif jawaban atau penjelasan
tentang suatu hal. Berbeda dengan seorang anak yang baru mencapai tahap operasi
konkret yang hanya mampu memikirkan satu penjelasan untuk suatu hal. Hal ini
memungkinkan remaja berpikir secara hipotetis. Remaja sudah mampu memikirkan
suatu situasi yang masih berupa rencana atau suatu bayangan (Santrock, 2001).
Remaja dapat memahami bahwa tindakan yang dilakukan pada saat ini dapat
memiliki efek pada masa yang akan datang. Dengan demikian, seorang remaja mampu
memperkirakan konsekuensi dari tindakannya, termasuk adanya kemungkinan yang
dapat membahayakan dirinya.
C.
Perkembangan kepribadian dan sosial
Yang dimaksud dengan perkembangan kepribadian
adalah perubahan cara individu berhubungan dengan dunia dan menyatakan emosi
secara unik; sedangkan perkembangan sosial berarti perubahan dalam berhubungan
dengan orang lain. Perkembangan kepribadian yang penting pada masa remaja adalah
pencarian identitas diri. Yang dimaksud dengan pencarian identitas diri adalah
proses menjadi seorang yang unik dengan peran yang penting dalam hidup
Perkembangan sosial pada masa remaja lebih
melibatkan kelompok teman sebaya dibanding orang tua. Dibanding pada masa
kanak-kanak, remaja lebih banyak melakukan kegiatan di luar rumah seperti
kegiatan sekolah, ekstra kurikuler dan bermain dengan teman. Dengan demikian,
pada masa remaja peran kelompok teman sebaya adalah besar.
Pada diri remaja, pengaruh lingkungan dalam
menentukan perilaku diakui cukup kuat. Walaupun remaja telah mencapai tahap
perkembangan kognitif yang memadai untuk menentukan tindakannya sendiri, namun
penentuan diri remaja dalam berperilaku banyak dipengaruhi oleh tekanan dari
kelompok teman sebaya .
Kelompok teman sebaya diakui dapat mempengaruhi
pertimbangan dan keputusan seorang remaja tentang perilakunya. Conger dan Papalia & Olds mengemukakan bahwa kelompok teman sebaya
merupakan sumber referensi utama bagi remaja dalam hal persepsi dan sikap yang
berkaitan dengan gaya hidup. Bagi remaja, teman-teman menjadi sumber informasi
misalnya mengenai bagaimana cara berpakaian yang menarik, musik atau film apa
yang bagus, dan sebagainya.
4.
Masalah
kesehatan spesifik pada pereode adolesens
Kesehatan remaja banyak dipengaruhi oleh akibat
penggunaan Alkohol dan Obat-Obatan Terlarang. Penggunaan alkohol dan
obat-obatan terlarang akhir-akhir ini sudah sangat memprihatinkan. Walaupun
usaha untuk menghentikan sudah digalakkan tetapi kasus-kasus penggunaan narkoba
ini sepertinya tidak berkurang. Ada kekhasan mengapa remaja menggunakan
narkoba/ napza yang kemungkinan alasan mereka menggunakan berbeda dengan alasan
yang terjadi pada orang dewasa.
Survei Badan Narkotik Nasional (BNN) tahun 2003
memperkirakan mereka yang pernah memakai NAZA di kelompok pelajar dan mahasiswa
sekitar 5,8%, sedangkan yang pernah memakai dalam setahun terakhir sebesar
3,9%. Prevalensi pada laki-laki sebanyak 4,6%, jauh lebih tinggi daripada
perempuan yaitu sebanyak 0,4%. Prevalensi penyalahgunaan NAZA lebih tinggi pada
pendidikan SLTA ke atas dibandingkan pendidikan yang lebih rendah.
BPS mencatat pada tahun 2004 perokok aktif dari
kalangan anak-anak ada pada kisaran usia 13-15 tahun dengan jumlah 26,8 % dan
pada kisaran 5-9 tahun sebanyak 2,8 %. Komnas Perlindungan Anak mendapatkan
data tentang faktor penyebab daya tarik remaja terhadap rokok. Diperoleh data,
99,7 % remaja terpengaruh untuk merokok setelah melihat iklan rokok di
televisi; 87,7 % setelah melihat iklan rokok di luar ruang; 76,2 % setelah
melihat iklan rokok di koran dan majalah, dan 81 % setelah mengikuti kegiatan
yang disponsori industri rokok.
Santrock (2003) menemukan beberapa alasan
mengapa remaja mengkonsumsi narkoba yaitu karena ingin tahu, untuk meningkatkan
rasa percaya diri, solidaritas, adaptasi dengan lingkungan, maupun untuk
kompensasi:
1.
Pengaruh
sosial dan interpersonal: termasuk kurangnya kehangatan dari orang tua,
supervisi, kontrol dan dorongan. Penilaian negatif dari orang tua, ketegangan
di rumah, perceraian dan perpisahan orang tua.
2.
Pengaruh
budaya dan tata krama: memandang penggunaan alkohol ydan obat-obatan sebagai
simbol penolakan atas standar konvensional, berorientasi pada tujuan jangka
pendek dan kepuasan hedonis, dll.
3.
Pengaruh
interpersonal: termasuk kepribadian yang temperamental, yagresif, orang yang
memiliki lokus kontrol eksternal, rendahnya harga diri, kemampuan koping yang
buruk, dll.
4.
Permasalahan
moral, nilai, dan agama
Lain halnya dengan pendapat Smith &
Anderson, menurutnya kebanyakan remaja melakukan perilaku berisiko dianggap
sebagai bagian dari proses perkembangan yang normal. Perilaku berisiko yang
paling sering dilakukan oleh remaja adalah penggunaan rokok, alkohol, dan
narkoba.
C.PROSES
KEPERAWATAN PADA MASA REMAJA
PENGKAJIAN
AKTIVITAS/ISTIRAHAT
Gejala:Kesulitan
untuk tidur.Tidak merasa beristirahat dengan baik.
SIRKULASI
Tanda:Edema
umum jaringan, denyut perifer lemah, tidak tetap, atau cepat.
Hipertensi umum terjadi pada kadar
gejala putus obat awal namun dapat menjadi
labil/mengarah pada hipotensi.
Takikardia umum terjadi selama gejala
putus obat akut.
INTEGRITAS
EGO
Gejala:Perasaan bersalah/malu, membela diri
mengenai kebiasaan minum,
penolakan, rasionalisasi.
ELIMINASI
Gejala:Diare, nyeri abdomen atas menetap dan
nyeri tekan yang menyebar ke bagian belakang(inflamasi pankreas).
MAKANAN/CAIRAN
Gejala:Mual/muntah
Tanda:Distensi
gaster, asites, pembesaran ginjal,pembuangan massa otot, rambut yang kering,
kelenjar saliva membengkak, inflamasi rongga mulut, kapiler rapuh, bising usus
berubah-ubah.
NEUROSENSORI
Gejala:Sakit kepala, pusing, pandangan buram
PERNAFASAN
Gejala:Riwayat
merokok masalah pernafasan kronis/kambuh.
Tanda:Takipnea(tingkat
hiperaktif dari penggunaan alkohol).
INTERAKSI SOSIAL
Gejala:Sering bolos sekolah, berkelahi dengan
orang lain.
PENYULUHAN/PEMBELAJARAN
Gejala:Tidak menghiraukan dan/ menyangkal
alkohol, atau tidak mampu untuk menghentikan kebiasaan minum meski telah
berulang kali mencoba.
DIAGNOSA
Diagnosa 1 : Pola napas tidak efektif yang ditandai dengan
obstuksi trakeobronkial.
Diagnosa 2 : Penurunan curah jantung yang ditandai dengan
perubahan tahanan vascular sistemik, perubahan tingkat; ritme; konduksi
elektrikal.
Diagnosa 3 : Perubahan sensori-perseptual yang ditandai
dengan disorientasi tempat/waktu atau orang, perubahan respon umum pada
stimuli; respon emosional yang berlebihan,perubahan pada tingkah laku, rasa
takut atau cemas.
Diagnosa 4 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
yang ditandai dengan berat badan 20% dibawah berat normal,konjungtiva dan
membran mukosa pucat, tonus otot lemah dan turgor kulit menurun,adanya
neuropati.
Diagnosa 5 : Ansietas yang ditandai dengan perasaan tidak
adekuat, malu, rasa benci terhadap diri sendiri, dan penyesalan yang
dalam,meningkatnya ketegangan, prihatin, takut terhadap hal-hal yang tidak
spesifik.
INTERVENSI ATAU TINDAKAN
Diagnosa 1 :
Pola napas tidak efektif.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
24 jam dapat mempertahankan pola nafas yang efektif dengan tingkat pernafasan
dalam jangkauan normal, paru-paru yang bersih, bebas dari sianosis dan
gejala-gejala hipoksia lainnya.
Intervensi :
5.
Pantau
tingkat atau kedalaman dan pola pernafasan sesuai petunjuk. Catat periode apnia
R/ : Pengkajian
yang berulang kali sangat penting karena kadar toksisitas mungkin berubah
secara drastic.
6.
Tinggikan
kepala tempat tidur.
R/ :
Menurunkan kemungkinan aspirasi, diafragma bagian bawah untuk meningkatkan
inflasi baru
7.
Dorong
untuk latihan batuk atau nafas dalam dan perubahan posisi yang sering
R/ : Memudahkan
ekspansi paru dan mobilitasi sekresi untu mengurangi resiko apelektasi atau
pneumonia
Diagnosa
2 :Penurunan curah jantung
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
24 jam dapat menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal pasien,
mendemonstrasikan peningkatn toleransi aktifitas.
Intervensi :
1.
Pantau
tanda-tanda vital sering selama gejala putus zat akut
R/ : Hipertensi
seringkali terjadi pada fase gejala
putus zat akut, hipereksitabilitas yang berlebihan, diikuti dengan pelepasan
katekolamin dan peningkatan tahanan vaskular parifer
2.
Pantau
frekuensi jantung, dokumentasikan iregularitas
R/ : Penyalahgunaan
alkohol jangka panjang mungkin mengakibatkan GJK.
3.
Siapkan
atau bantu dalam resusistasi jantung-paru
R/ : Penyebab kematian selama tahap gejala henti
alcohol akut meliputi disritmia jantung, depresi atau henti pernafasan, sedasi
berlebihan dan inveksi masif
mortalitas untuk DTS yang tidak dikenali sebanyak 5% sampai 25%.
Diagnosa
3 :Perubahan sensori-perseptual
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 24 jam dapat menghasilkan atau mempertahankan tingkat kesadaran yang
umum, melaporkan berkurangnya halusinasi .
Intervesi :
1.
Kaji
tingkat kesadaran, kemampuan bicara, tangkapan terhadap stimuli
R/ : Bicara
mungkin kacau, respon terhadap perintah mungkin menunjukkan ketidak mampuan
untyuk berkonsentrasi atau defisit atau koordinasi otot
2.
Obserfasi
respon tingkah laku misalnya ; hiperaktifitas, disorientasi, kacau mintal,
tidak dapat tidur, dan peka rangsang
R/ :
Hiperaktifitas karena gangguan SSB dapat berakselerasi dengan tepat. Tidak
dapat tidur umumnya mengarah kepada kehilangan efek sedatif dari alcohol yang
umumnya dikonsumsi sebelum tidur.
3.
Catat
awitan halusinasi
R/ : halusinasi
auditorius dilaporkan lebih membahayakan pasien. Halusianasi visual lebih
sering terjadi pada malam hari. Pasien sering terlihat mengambil udara,
berteriak minta pertolongan karena
merasa terancam.
Diagnosa
4 :Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
24 jam dapat mendemontrasikan berat badan yang stabil atau peningkatan berat
badan progresif yang mengacu pada nilai
laboratorium yang normal dan tidak ditemukannya malnutrisi
Intervensi :
1.
Catat
adanya rasa mual atau muntah dan diare
R/ : Mual atau muntah merupakan tanda-tanda
pertama yang sering muncul dari reaksi alcohol dan mungkin berhubungan dengan
tercapainya masukan nutrisi yang adekuat.
2.
Kaji kemampuan untuk makan sendiri
R/ : Tremor, gangguan mental dan halusinasi mungkin
berhubungan dengan pencernaan nutrisi dan menunjukkan perlunya bantuan
3.
Berikan
makanan yang mudah dicerna atau sedikit tapi sering tapi dapat ditoleransi
R/ : Dapat menurunkan distres, mungkin juga
meningkatkan masukan dan toleransi terhadap nutrisi, maka diet sebaiknya
diadaptasi untuk memberikan kalori yang diperlukan bagi perbaikan sel dan
restorasi penyimpanan energi.
Diagnosa 5 : Ansietas
Tujuan : Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 24 jam dapat mengutarakan penurunan rasa
takut dan ansietas sampai pada tingkat yang dapat diterima, mengutarakan
perasaan adanya peningkatan kontrol terhadap kehidupannya sendiri, menunjukkan
kemampuan dalam pemecahan masalah dan sumber-sumber secara efektif
Intervensi :
1.
Identifikasi penyebab
ansietas
R/ : Individu dalam fase
akut henti alkohol mungkin tidak dapat atau menerima apa yang telah terjadi,
kecemasan mungkin dapat disebabkan karena keadaan fisik ataupun kondisi
lingkungan
2.
Informasikan pasien mengenai
apa yang dilakukan oleh perawat
R/ : Meningkatnya perasaan
percaya mungkin meningkatkan kerja sama dan menurunkan ansietas
3.
Orientasikan pasien pada
lingkungan secara terus menerus
R/ : Pasien mungkin mengalami
periode bingung akibat mengkatnya ansietas.
EVALUASI
S : Klien mengatakan
sudah baik-baik saja
O : Klien tidak
ketergantungan lagi pada alkohol
- Tidak berhalusinasi lagi
- Pola nafas lancar
- tidak merasa cemas
- Berat badan
normal
- Menunjukkan rasa tanggung jawab pada semua tindakannya
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan, klien pulang.
![]() |
Almul.H.Aziz (2004), Pengantar Kwebutuhan Dasar
Manusia. Salemba Medika. Jakarta
Gunarsa,
S.D. (2000).
Dasar dan teori perkembangan anak. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Kebutuhan dasar manusia
Marlynn E. Doenges, Mary
Frances Moorhouse, Alice C. Geissler.Rencana (2000) Asuhan Keperawatan. EGC.
Jakarta.Cetakan I:
Monks,
F.J., Knoers, A. M. P., Haditono, S. R. (2001) Psikologi perkembangan : Pengantar dalam
berbagai bagiannya (cetakan ke-7). Yogya: Gajah Mada University Press.
.WWW. rumahbelajarpsikologi.com. ( diakses tanggal 02 Nopember 2012)
1 comments:
Casino - Drmcd
Casino. Casino. Drmcd 속초 출장마사지 is 평택 출장안마 the only place to play & win! I love the slots, live 경기도 출장안마 casino, and poker 강릉 출장샵 that makes us feel like we're the 부천 출장마사지 winners.
Post a Comment